PENGARUH KELUARGA TERHADAP PERTUMBUHAN JIWA ANAK


Komunikasi dalam keluarga sangat diperlukan dalam pertumbuhan jiwa anak. Keberhasilan komunikasi dapat dilihat dari perkembangan jiwa anak dalam keluarga. Perkembangan jiwa anak sangat dipengaruhi oleh situasii dalam keluarga , dan situasi keluarga ditentukan oleh keberhasilan komunikasinya.
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara baik, diperlukan lingkungan sebaik-baiknya. Secara psikologis, fisik maupun social, keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat. Dari aspek psikologis, setiap keluarga harus saling berinteraksi. Disinilah peran komunikasi yang baik dalam keluarga yang dapat menentukan pertumbuhan jiwa anak.
Berikut ini merupakan sikap orang tua yang salah yang mempengaruhi perkembangan anak.

A.      Sikap orang tua yang terlalu protektif
Sikap orang tua yang selalu melindungi anaknya, penuh kekhawatiran, sering melarang secara           berlebihan menyebabkan anak tumbuh menjadi penakut, tidak memiliki kepercayaan diri, selalu khawatir dan sulit berdiri sendiri. Dalam  menghadapi sikap orang tua tersebut, si anak terkadang berontak dan melakukan sesuatu yang dilarang orang tuanya

B.      Sikap orang tua yang terlalu menutut
Apabila orang tua selalu menuntut anaknya dengan tuntutan yang tinggi dan tidak realistik lagi, menyebabkan anak mangalami kegagalan dan frustasi, serta dihantui oleh perasaan bersalah dan berdosa, akibatnya anak sengaja menggagalkan sesuatu yang dituntut orang tuanya.

C.      Sikap orang tua yang selalu memanjakan
Pengaruh pendidikan orang tua yang selalu memanjakan anak akan menyebabkan anak menjadi egois, frustasi, ingin selalu mendapat perhatian dari lingkungan, banyak menuntut tetapi tidak bias member, tidak ada kemauan untuk berjuang dalam mencapai sesuatu, mudah putus  asa, kurang memiliki tanggung jawab dan banyak bergantung kepada orang lain.

D.      Sikap orang tua yang terlalu keras
Akibatnya dari perlakuan orang tua yang selalu keras dapat menumbuhkan anak menjadi penurut, penakut, tidak memiliki inisatif dan takut berbuat salah. Si anak juga tidak mempunyai kepercayaan diri dan ragu dalam tindakannya. Dalam menghadapi sikap orang tuanya itu, si anak akan menjadi penentang, menuruti kemauannya sendiri, tidak mau mengalami kesulitan dan sengaja bertindak sesuatu yang tidak disukai orang tuanya.

E.       Sikap orang tua yang serba pesmisif
Sikap orang tua yang selalu mengizinkan dan memenuhi kemauan anaknya menyebabkan si anak memiliki kemampuan yang lemahy dan kurang disiplin. Anak akan cenderung menuruti keinginannya sendiri dan tidak dapat menahan diri atau tahan cobaan.

F.       Sikap orang tua yang tidak konsisten
Sikap orang tua yang selalu berubah-ubah menyebabkan anak merasakan bingung dalam menentukan nilai dan norma yang dianggap baik dan buruk, benar dan salah dalam masyarakat. Anak akan menjadi ragu-ragu dan tidak memiliki kepercayaan diri.

G.     Sikap orang tua yang selalu mengeritik
Anak yang selalu dikritik dan disorot kesalahan-kesalahan akan merasa serba salah. Dia menjadi seorang anak yang perilakunya menjadi canggung, tidak mempunyai kepercayaan diri dan harga diri, dan pasif

H.     Sikap orang tua yang selalu menolak
Orang tua yang selalu menolak atas kemampuan anak menyebabkan si anak menjadi terasing persaan dan merasa jauh dari kasih sayang. Dia merasa memiliki harga diri yang rendah, perilakunya yang serba salah, takut depresif. Kadang-kadang berbuat dengan seenaknya, tidak peduli terhadap tata tertib, egois dan perilakunya mengarah pada sikap psikoatis.

oleh karena itu, dalam memberikan suatu pendidikan anak, factor keluarga (orang tua) sangat dominan.  Agar anak memiliki kepribadian yang baik, ia perlu di didik dengan cara yang benar. Bukan semata-mata secara alamiah, namun ditentukan pula oleh berbagai faktor, di antarannya adanya komunikasi dan interaksi yang baik dalam keluarga. Inilah yang menunjang proses perkembangan dan pertumbuhan jiwa anak yang sebaik-baiknya

KOMENTAR LEWAT FB