TINGKAT-TINGKAT BERPIKIR



Aktifitas berpikir tidak pernah lepas dari suatu situasi atau masalah. Gejala berpikir tidak berdiri sendiri. Dalam aktifitasnya membutuhkan bantuan dari gejala jiwa yang lain. Misalnya : pengamatan, tanggapan, ingatan dan sebagainya.
Aktifitas berpikir sendiri sendiri adalah abstrak. Namun demikian dalam praktek sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan secara abstrak. Dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat pelik, kadang-kadang kita membutuhkan supaya persoalan yang kita hadapi menjadi lebih kongkrit. Sehubungan dengan ini memang ada beberapa tingkat berpikir:

1.       Berpikir kongkret

Dalam tingkatan ini kegiatan berpikir masih memerlukan situasi-situasi yang nyata/kongkrit. Berpikir membutuhkan pengertian sedangkan pengertian yang diperlukan pada tingkat ini adalah pengertian yang kongkrit.  Tingkat berpikir ini pada umumnya dimiliki oleh anak-anak kecil. Konsekuensi didaktif pelajaran hedaknya disajikan dengan peragaan langsung.

2.       Berpikir skematis
Sebelumnya meningkat kepada bagian yang abstrak, memecahkan masalah dibantu dengan penyajian bahan-bahan, skema-skema. Coret-coret, diagram, symbol dan sebagainya. Walaupun pada tingkat ini kita tidak berhadapan dengan situasi nyata/kongkrit, tetapi dengan pertolongan bagan-bagan, corat-corat ini dapat memperhatikan hubungan persoalan yang satu dengan yang lain, dan terlihat pula masalah yang di hadapi sebagai keseluruhan. Dengan pertolongan bagan-bagan tersebut situasi yang dihadapi tidak benar-benar kongkrit, pun tidak benar-banar abstrak.
3.       Berpikir abstark

Kita berhadapan dengan situasi dan masalah yang tidak berujud akal pikiran kita bergerak bebas dalam alam abstrak. Baik situasi-situasi nyata maupun bagan-bagan/symbol-simbol/gambar-gambar skematis tidak membantunya. Namun demikian tidak berarti bahwa gejala pikiran berdiri sendiri, melainkan tanggapan, ingatan membantunya. Di samping itu kecerdasan piker sendirilah yang berperanan memecahkan masalah. Maka tingkat ini dikatakan tingkat berpikir yang tertinggi. Orang-orang dewasa biasanya telah memiliki kemampuan berpikir abstrak ini.

Kemampuan berbikir manusia selalu mengalami perkemabangan sebagaimana diterangkan di atas. Pada anak-anak masih dalam tingkat kongkrit. Makin maju perkemabangan psikisnya kemampuan berpikir berkemabang setapak demi setapak, meningkat pada hal-hal yang agak abstrak, yakni tingkat bagan/skematis. Dari tingkat bagan makin lama makin berkembang kemampuan berpikirnya, dan dari sedikit berkembanglah kemampuan abstraksinya. Makin tinggi tingkat abstraksinya, hal-hal yang kongkrit makin ditinggalkan.

KOMENTAR LEWAT FB